Gerakan Literasi Sekolah (GLS) SMP Negeri 3 Kalijati

Pengertian Literasi Sekolah dalam konteks GLS adalah kemampuan mengakses, memahami, dan menggunakan sesuatu secara cerdas melalui berbagai aktivitas, antara lain membaca, melihat, menyimak, menulis, dan/ atau berbicara. GLS merupakan sebuah upaya yang dilakukan secara menyeluruh untuk menjadikan sekolah sebagai organisasi pembelajaran yang warganya literat sepanjang hayat melalui pelibatan publik.

Adapun tujuannya untuk menumbuhkembangkan budi pekerti peserta didik melalui pembudayaan ekosistem literasi sekolah yang diwujudkan dalam Gerakan Literasi Sekolah agar mereka menjadi pembelajar sepanjang hayat. Selain itu bertujuan juga agar menumbuh kembangkan budaya literasi di sekolah; meningkatkan kapasitas warga dan lingkungan sekolah agar literat; menjadikan sekolah sebagai taman belajar yang menyenangkan dan ramah anak agar warga sekolah mampu mengelola pengetahuan; menjaga keberlanjutan pembelajaran dengan menghadirkan beragam buku bacaan dan mewadahi berbagai strategi membaca.

GLS di SMP Negeri 3 Kalijati diharapkan akan menciptakan ekosistem pendidikan di SMP yang literat. Ekosistem pendidikan yang literat adalah lingkungan yang menyenangkan dan ramah peserta didik, sehingga menumbuhkan semangat warganya dalam belajar; semua warganya menunjukkan empati, peduli, dan menghargai sesama; menumbuhkan semangat ingin tahu dan cinta pengetahuan; memampukan warganya cakap berkomunikasi dan dapat berkontribusi kepada lingkungan sosialnya; dan mengakomodasi partisipasi seluruh warga sekolah dan lingkungan eksternal SMP.

Pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah SMP Negeri 3 Kalijati melalui kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

  1. Membaca buku cerita/pengayaan selama 15 menit sebelum pelajaran dimulai one day one reading. Kegiatan membaca yang dapat dilakukan adalah membacakan buku dengan nyaring (read aloud) dan membaca dalam hati (sustained silent reading/SSR).
  2. Memperkaya koleksi bacaan untuk mendukung kegiatan 15 menit membaca.
  3. Meningkatkan kemampuan literasi di semua mata pelajaran dengan menggunakan buku pengayaan dan strategi membaca di semua mata pelajaran.
  4. Memfungsikan lingkungan fisik sekolah melalui pemanfaatan sarana dan prasarana sekolah, antara lain perpustakaan, sudut buku kelas, area baca, kebun sekolah, kantin, UKS, dll. Untuk menumbuhkan minat baca warga sekolah, sarana prasarana ini dapat diperkaya dengan bahan kaya teks (print-rich material).
  5. Melibatkan komunitas di luar sekolah yaitu perpustakaan keliling dalam kegiatan 15 menit membaca dan pengembangan sarana literasi, serta pengadaan buku-buku koleksi perpustakaan dan sudut buku kelas.
  6. Memilih buku bacaan yang baik.
  7. Menyediakan sarana perpustakaan yang representatif dan taman baca.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *